TATA RIAS KREASI
|
hasil tata riasku |
|
Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk
mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam
pergaulan. Tata rias pada seni pertunjukan diperlukan untuk
menggambarkan/menentukan watak di atas pentas. Tata rias adalah seni
menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan
memberikan dandanan atau perubahan pada para pemain di atas panggung/pentas
dengan suasana yang sesuai dan wajar. Sebagai penggambaran watak di atas pentas
selain acting yang dilakukan oleh pemain diperlukan adanya tata
rias sebagai usaha menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan
dipertunjukan.
Tata rias merupakan aspek dekorasi,
mempunyai berbagai macam kekhususan yang masing-masing memiliki keistimewaan
dan ciri tersendiri. Dari fungsinya rias
dibedakan menjadi delapan macam rias yaitu:
1) Rias aksen, memberikan tekanan pada pemain
yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya. Misalnya pemain orang Jawa
memerankan sebagai orang Jawa hanya dibutuhkan aksen atau memperjelas
garis-garis pada wajah.
2) Rias jenis, merupakan riasan yang diperlukan
untuk memberikan perubahan wajah pemain berjenis kelamin laki-laki memerankan
menjadi perempuan, demikian sebaliknya.
3) Rias bangsa, merupakan riasan yang diperlukan untuk
memberikan aksen dan riasan pada pemain yang memerankan bangsa lain. Misalnya
pemain bangsa Indonesia memerankan peran bangsa Belanda.
4) Rias usia, merupakan riasan yang
mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi) menjadi orang tua usia tujuh puluhan
(kakek/nenek).
5) Rias tokoh, diperlukan untuk memberikan
penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya memerankan tokoh Rama, Rahwana,
Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh seorang anak sholeh, tokoh anak
nakal.
6) Rias watak, merupakan rias yang difungsikan
sebagai penjelas watak yang diperankan pemain. Misalnya memerankan watak putri luruh
(lembut), putri branyak (lincah), putra alus, putra gagah.
7) Rias temporal, riasan
berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya. Misalnya pemain sedang
memainkan waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua contoh tersebut
dibutuhkan riasan yang berbeda.
8) Rias lokal, merupakan rias yang dibutuhkna
untuk memperjelas keberadaan tempat pemain. Misalnya rias seorang narapidana di
penjara akan berbeda dengan rias sesudah lepas dari penjara.
Untuk dapat menerapkan riasan yang
sesuai dengan peranan, diperlukan pengetahuan tentang berbagai sifat
bangsa-bangsa, tipe dan watak bangsa tersebut. Selain itu diperlukan pula
pemahaman tentang pengetahuan anatomi manusia dari berbagai usia, watak dan
karakter manusia, serta untuk seni pertunjukan tari dibutuhkan pengetahuan
tentang karakter dan tokoh pewayangan.
JJMinggu lalu,
saya telah mempraktikkan bagaimana cara merias wajah salah seorang teman saya.
Saya merias wajahnya dengan tema horor. Hal tersebut saya lakukan karena ada
penilaian seni budaya. Alhamdulilah saya dan kelompok mendapat nilai yang
memuaskan.
Dan kemarin Selasa, 31 Oktober 2017,
saya lah yang mendapat giliran untuk dirias. Tujuan periasan yang kedua ini
dilakukan untuk membenahi nilai minggu lalu. Saya sangat senang, karena
kelompok saya mendapat nilai yang lebih memuaskan dari tata rias minggu lalu.
Saya akui, merias wajah sesorang
bukalah hal yang mudah, karena hal tersebut membutuhkan ketelitian dan
konsentrasi penuh. Hal pertama yang saya lakukan sebelum merias adalah
memikirkan tema dan konsep apa yang akan dibuat.
Untuk minggu depan akan diadakan
penilaian sesi ketiga. Yaitu dengan salah satu anggota kelompok saya akan
kembali dirias wajahnya. Ini dilakukan untuk memperbaiki nilai-nilai yang
kemarin sudah kami lakukan.
Demikian penjelasan yang dapat saya
sampaikan. untuk kurang lebihnya saya minta maaf. Semoga dapat membantu.
|
sukses fin
BalasHapusTHX
BalasHapus